Rabu, 26 Oktober 2016

permainan tradisional sebagai media pembelajaran

Hasil gambar untuk gambar permainan tradisional

       Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belaj. Segalaar mengajar sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
        Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.

         Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan tekhnologi yang semakin canggih, kini permainan-permainan tradisional yang beragam seperti gobak sodor, gangsingan, cinciripit (petak umpet), egrang, benthik, bekelan, engklek, jamuran, mulai ditinggalkan. Bergeser pada permainan-permainan yang menggunakan tekhnologi modern, seperti permainan video game, play station, berbagai permainan yang tersedia di komputer maupun laptop (sering disebut dengan istilah “game”), dan lain permainan modern lainnya.



A. Permainan Tradisional
Permainan tradisional menurut James Danandjaja (1987) adalah salah satu bentuk yang berupa permainan anak-anak, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun serta banyak mempunyai variasi. Sifat atau cirri dari permainan tradisional anak sudah tua usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan darimana asalnya. Biasanya disebarkan dari mulut ke mulut dan adang-kadang mengalami perubahan nama atau bentuk meskipun dasarnya sama. Jika dilihat dariakar katanya, permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang merupakan pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan.
  
 Macam-Macam Permainan Tradisional dan Manfaatnya
Banyak sekali macam-macam permainan tradisional di Indonesia, hampir di seluruh daerah-daerah telah mengenalnya bahkan pernah mengalami masa-masa bermain permainan tradisional ketika kecil. Permainan tradisional perlu dikembangkan lagi karena mengandung banyak unsur manfaat dan persiapan bagi anak dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Beberapa contoh permainan tradisional akan dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut :
1.      Engklek
Hasil gambar untuk gambar permainan tradisional
Siapa yang tidak kenal dan tidak tahu engklek ? Permainan sangat mudah dan sangat menarik untuk dimainkan yang hanya membutuhkan garis kotak-kotak atau gambar sebagai medianya dan dapat dibuat di atas tanah maupun halaman depan rumah atau halaman sekolah. Engklek mengkombinasikan kecepatan melempar pecahan genteng (disebut gacok) ke dalam kotak-kotak dan kemampuan menjaga keseimbangan, karena saat melewati kotak-kotak yang telah dibuat, setiap pemain harus melompat-lompat dengan satu kaki diangkat, dan tidak boleh menyentuh garis.
2.      Bekelan
Hasil gambar untuk gambar permainan bekel
Bekelan mengadu kecepatan menangkap bola dan mengatur bekel. Termasuk melatih kemampuan motorik anak. Setiap kali pemain melemparkan bola ke atas hingga memantul di lantai, sebelum bola ditangkapnya kembali, ia harus mengambil dan mengatur bekel yang lain sesuai dengan urutan permainan. Dan jangan sampai bola terjatuh.
3.      Gatheng
Hasil gambar untuk gambar permainan gatheng
Hampir sama dengan permainan bekel yaitu mengadu kecepatan dalam melatih kemampuan motorik anak. Selain itu juga melatih kemampuan berhitung anak. Bedanya, gatheng menggunakan lima batu kecil dalam permainannya. Gatheng dapat dimainkan minimal dua orang anak. Sebelum permainan gatheng dimulai, harus ada kesepakatan antar pemain untuk menentukan jumlah yang harus dicapai. Setiap kali satu batu dilempar ke atas, anak harus mengambil batu yang lain secara cepat dan sesuai aturan permainan sebelum batu yang dilempar ditangkapnya kembali. Jangan sampai batu yang dilempar terjatuh. Setelah itu semua batu dilempar ke atas dan ditangkap dengan tangan terbalik ke bawah, kemudian dilempar lagi dan ditangkap lagi dengan tangan terbuka (sering disebut “teplek”). Lalu dihitung berapa jumlah batu yang tertangkap. Diulang-ulang dan dijumlahkan hingga jumlahnya mencapai target jumlah yang telah ditentukan di awal permainan.
4.      Jamuran
Hasil gambar untuk gambar permainan jamuran
Jamuran berasal dari kata jamur karena dalam permainan ini berbentuk lingkaran dengan satu anak yang “jadi” ada di tengah titik pusat lingkaran. Jamuran biasa dimainkan lebih dari tiga orang anak. Jamuran termasuk dalam kategori permainan rekreatif karena sebenarnya jamuran merupakan sarana bernyayi dan bergembira bersama. mereka bergerak sambil bernyanyi :
Syair jamuran adalah :
Jamuran ya ge ge thok
Jamur apa ya ge ge thok
Jamur gajih mberjijih sa ara ara
Sira badhe jamur apa?
            Bermacam-macam jawaban jamuran tempo dulu:
·         Jamur gagak          : anak berlari sambil merentangkan tangan sambil mengucap nama anak yang dikejar, jika hampir tertangkap segera jongkok agar tidak “jadi”.
·         Jamur parut           : mempersiapkan telapak kaki untuk digelitiki, pemain yang kelihatan giginya “jadi”.
Jawaban yang lain adalah jamur kethek menek, jamur kendi bocor, jamur lilin, jamur bunga, jamur kulkas, jamur kursi, jamur payung, dan sebagainya.
5.      Cinciripit (petak umpet)
 Hasil gambar untuk gambar permainan petak umpet
Cinciripit atau petak umpet minimal dimainkan oleh tiga orang anak. Seorang yang terpilih dengan undian “cinciripit” akan berjaga dan menutup matanya, dan peserta lain bersembunyi. Setelah itu yang berjaga mencari peserta lain, siapa yang paling awal ditemukan akan berganti jaga dan bertugas mencari. Dalam bermain petak umpet diperlukan kejujuran dalam permainannya.
6.      Gapyak atau Bakiak
Hasil gambar untuk gambar permainan bakiak
Gapyak atau bakiak mengadu keseimbangan dan kekompakan tim, dan termasuk permainan yang kompetitif. Setiap kelompok biasanya terdiri dari tiga orang anak mengenakan sandal tandem yang terbuat dari kayu. Pemenangnya adalah kelompok yang tidak terjatuh dan tercepat mencapai garis finish.
7.      Dakon
Hasil gambar untuk gambar permainan dakon
Dakon dimainkan oleh dua orang anak dengan membagikan biji dakon ke dalam lubang-lubang dakon secara bergiliran. Pemain yang mendapatkan biji dakon terbanyak saat biji dakon habis dinyatakan sebagai pemenang. Dengan bermain dakon, aspek emosional dan kemampuan motorik anak dapat terlatih. Juga terdapat unsur kejujuran dalam permainannya.
8.      Benthik
Hasil gambar untuk gambar permainan benthik
Permainan benthik ini membutuhkan alat berupa dua patahan ranting panjang dan pendek. Ranting panjang sebagai pemukul. Pada intinya, benthik memperagakan ketrampilan memainkan ranting kecil dengan memukul dan mengarahkan agar tidak tertangkap oleh lawan.
Setiap permainan tradisional di atas tentunya mempunyai kelebihan serta manfaat masing-masing. Namun secara umum, permainan-permainan tradisional memberikan manfaat yang luar biasa pada perkembangan anak. Seperti dapat melatih kemampuan motorik anak, kejujuran, kerjasama, kekompakan,  ketrampilan, ketangkasan, keseimbangan, dan sikap, serta dapat melatih jiwa kesosialan anak dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat. Permainan tradisional juga memberikan pembelajaran kepada anak mengenai pentingnya menjaga lingkungan, menghormati sesama, hingga cinta kepada Tuhan.

B.     Permainan Tradisional Sebagai Media Pembelajaran
  • Permainan “gatheng” sebagai media pembelajaran penjumlahan matematika.Hasil gambar untuk gambar gatheng permainan matematika
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas kadang terasa monoton hingga menyebabkan siswa merasa jenuh. Untuk menghindari kejenuhan siswa maka dapat diselipkan permainan tradisional dalam pembelajaran tersebut. Cotohnya dalam pembelajaran penjumlahan matematika dapat diselipkan permainan “gatheng”. Dengan permainan “gatheng” kemampuan motorik dan kemampuan berhitung anak dapat terlatih, dan juga terdapat unsur sportifitas dan kesenangan dalam permainan tersebut.
Dengan menentukan jumlah yang ditargetkan dalam permainan “gatheng”, maka siswa dapat melatih ingatan dan melatih kemampuan berhitungnya. Misalnya jumlah yang ditargetkan adalah 50. Maka setiap pemain melakukan “teplek”, dihitung berapa jumlah batu yang bisa ditangkapnya yang kemudian ditambahkan dengan jumlah “teplekan” selanjutnya, dilakukan secara berulang-ulang hingga jumlahnya mencapai target yang telah ditentukan. Berarti mereka harus mengingat jumlah yang telah mereka peroleh dan harus menjumahkan hasil  “teplekan” yang telah mereka peroleh dengan hasil “teplekan” selanjutnya. Dengan demikian permainan tradisional dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.

  • Permainan engklek sebagai media pembelajaran bahasa inggris.
  • Hasil gambar untuk gambar engklek sebagai belajar bahasa inggris 
Dengan menggunakan permainan tradisional engklek sebagai media pembelajaran bahasa inggris, guru dapat mengajarkan kosa kata (vocabulary) sesuai materi yag telah dipelajari. Dengan permainan engklek ini, dapat melatih hafalan, membaca (reading), menyebutkan kata (spelling), dan juga mendengarkan (listening).
Yaitu dengan cara dengan menuliskan atau meletakkan kata dalam bahasa inggris (words) di dalam kotak-kotak yang ada dalam permainan engklek tersebut. Kemudian setiap anak yang bermain mengucapkan kata-kata yang ada dalam setiap kotak engklek tersebut. Dengan kata lain, pada saat permainan berlangsung pemain harus menyebutkan kata yang ada di dalam kotak pada saat melompat sampai selesai. Dengan begitu pemain akan terus mengucapkan kata dan secara tidak langsung akan mengingat dan bahkan hafal dengan cara penulisannya. sedangkan pemain lainnya secara tidak langsung akan terus mendengar kata yang diucapkan oleh pemain yang sedang main. Itulah contoh penerapan permainan tradisional dalam pembelajaran bahasa inggris.

karena itu Permainan tradisional tidak hanya sekedar permainan yang mengandung kesenangan semata. Namun permainan tradisional dapat melatih kemampuan motorik anak, sikap anak, dan juga ketrampilan anak. Serta dapat membentuk karakter anak yang luhur.

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar